
Kabarsukabumi.com - Pecel lele adalah makanan khas yang berasal dari Jawa Timur, yang terdiri dari ikan lele dan sambal tomat. Biasanya, pecel lele berupa ikan lele yang digoreng kering dengan minyak, lalu disajikan dengan sambal tomat dan lalapan. Lalapan biasa terdiri dari kemangi, kubis, mentimun, dan kacang panjang.
Makanan ini sangat digemari di Pulau Jawa sebagai alternatif masakan ayam, terutama ayam goreng. Di beberapa daerah memiliki julukan yang berbeda-beda. Di Kabupaten Jember biasanya disebut "pecek lele", Kota Malang menyebutnya "lalapan lele".
Biasanya penyajian pecel lele ini seperti penyajian pada ikan gurami, nila dll. Yaitu sambal khas dengan aroma terasi, sayur lalapan seperti kacang panjang, timun, kemangi.
Warung pecel lele banyak berdiri di kota dan pinggir jalan dengan sebutan PKL, lesehan lalapan pecel lele dan di beberapa kampus seperti di Jawa banyak berdiri untuk melayani pelajar karena harganya tergolong murah. Penjual pecel lele biasanya merupakan warga perantauan yang berasal dari Lamongan.
Seperti hal nya di Sukabumi, jika Anda benar-benar hobi dua kuliner ini, belum lengkap kalau belum datang ke kedai Pecel Lele Tanpa Nama di Jl. R.A. Kosasih samping Kantor Pos Cimahpar Kota Sukabumi.
Menilik lokasinya, jelas kedai ini kelas kakilima. Layaknya, kedai kakilima, kedai ini tidak menyediakan tempat yang nyaman. Hanya ada meja kayu dan kursi plastik. Tempat menyiapkan makanan pun di atas gerobak sederhana.
Kendati sederhana, jangan kaget kalau Anda melihat pembelinya. Ketika kedai buka mulai pukul 10.00 dan tutup pukul 03.00 pagi jumlah pembeli nyaris tak pernah surut. Belasan kursi plastik yang ada di sini selalu berpenghuni. Bahkan, saat prime time bisa dipastikan Anda harus rela antre.
Agus Irawan sang pemilik kedai Pecel Lele Tanpa Nama mengatakan Kedai ini punya satu ciri khas yang susah disamai para pesaingnya, yaitu rasa sambalnya yang nikmat dan dibuat di atas ulekan yang terbuat dari bambu.
“Sambil racikan sendiri dan langsung di ulek depan konsumen. Selain itu karena ada keunikan penyajian ikan teri yang di goreng. Dan keunikan yang lainnya adalah sambal di ulek menggunakan ulekan dari bambu,” ungkap Agus.
Banyak pelanggan mengakui sambal racikan Agus memang muantab. Rasa pedas nan tajam, rasa asin, dan manis yang berbaur benar-benar terasa nikmat di lidah. Apalagi jika kemudian suwiran daging lele atau ayam menjadi pengiring utama ketika masuk mulut, benar-benar pas.
“Tentu tak selalu memanjakan lidah pengunjung dengan sambal nan pedas. Bisa pesan sambal yang tidak pedas, kok,” ujar dia.
Pelanggan kedai ini juga beragam. Mulai dari orang kantoran, anak kos atau para keluarga yang sengaja datang. Agus pun menjamin, setelah Anda merasakan pecel lele dan ayam racikannya, Anda tak akan menyesal. Maklum, ongkos untuk membayar kenikmatan itu hanya Rp 15.000-18.000 per porsi.