Kabarsukabumi.com - Asia-Pasific Centre of Education for Internasional Understanding (APCEIU) bersama Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan program Indonesia-Korea Teacher Exchange (IKTE) 2023 sebagai bagian dari Asia Pasific Teacher Exchange (APTE) 2023.
APCEIU ialah salah satu badan yang mengelola pendidikan di bawah UNESCO, yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan.
Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek dan Pemerintah Korea telah lama bekerja sama dalam bidang pendidikan, salah satunya dalam Penyelenggaraan Program Pertukaran Guru Indonesia-Korea (Indonesian-Korean Teacher Exchange) yang telah berlangsung sejak tahun 2013.
Pada program tahun ini diikuti oleh 8 (delapan) orang guru di Indonesia dari berbagai jenjang (SD, SMP, SMA, dan SMK) yang ditempatkan di sekolah-sekolah di Korea Selatan selama 3 (tiga) bulan mulai Agustus hingga November 2023.
Demikian pula sebaliknya terdapat guru-guru Korea Selatan yang ditempatkan di sekolah-sekolah Indonesia selama waktu yang sama. Selain dari Indonesia, ada juga peserta yang berasal dari Thailand, dan Malaysia.
Proses seleksinya sendiri dilaksanakan selama 2 (dua) tahap, yaitu tahap administrasi pada bulan Januari 2023, dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Pria/wanita berusia 30 s.d. 45 tahun.
2. Sehat jasmani dan rohani.
3. Guru pada jenjang SD, SMP, SMA/SMK.
4. Pengalaman mengajar minimal 5 tahun.
5. Mampu berbahasa Inggris lisan dan tulisan (Aktif) dan dibuktikan dengan sertifikat TOEFL minimal skor 450.
6. Energik, memiliki keterampilan kesenian, khususnya seni tradisional, kreatif, memiliki interpersonal yang baik dan berwawasan luas terutama hubungan antar bangsa.
7. Memiliki karakter yang representatif sebagai duta bangsa.
Diketahui, pelamar tahap 1 terdapat sekira 699 orang guru dari seluruh Indonesia. Namun, untuk tahun ini hanya dikhususkan bagi guru di Pulau Jawa saja.
Selanjutnya, seleksi tahap 2 dilaksanakan pada Bulan Mei 2023, selama 4 hari di Jakarta. Pada tahap ini, penyeleksian lebih diperketat dengan hanya ada 32 peserta, dengan melalui beberapa tes, antara lain :
1. Psikotes.
2. Wawancara Profil Diri (menggunakan Bahasa Inggris).
3. Bahasa Inggris (Reading dan Writing).
4. Unjuk Seni.
Dari seleksi tahap 2 yang telah dilaksanakan, diperoleh 8 (delapan) orang peserta yang lulus, masing-masing 2 (dua) orang per jenjang. Salah satunya adalah Mira Sartika, S.Pd, M.Par, seorang pengajar yang bertugas di SMK Negeri 3 Kota Sukabumi, sebagai salah satu wakil jenjang SMK.
Mira menceritakan ada beberapa proses training yang diterimanya, antara lain Pre-Departure Training dan Local Adjustment Training.
"Sebelum ditempatkan di sekolah di Korea, kami harus mengikuti proses Pre-Departure Training terlebih dahulu selama 3 hari di Jakarta, sebagai pembekalan, pengenalan budaya Korea, belajar Bahasa Korea sederhana, dan hal-hal lainnya yang diperlukan, termasuk mempersiapkan performance saat pembukaan acara IKTE di Seoul," tuturnya.
"Setelah sampai di Korea pun kami belum langsung dijemput oleh sekolah, namun juga diberikan training selama 3 hari di Seoul, di Markas APCEIU, untuk pembekalan juga, lalu kemudian kami dijemput oleh pihak sekolah masing-masing, antara lain di Jeolla elementary school, Geulbeot middle school, Gogeum highschool, dan saya, berdua dengan Ibu Sriyulianti, M.Pd, dari SMK Negeri 1 Cimahi, ditempatkan di Gyeongju Business Highschool, salah satu sekolah kejuruan khusus siswa laki-laki di Provinsi Gyeongsang Utara," lanjutnya.
Mira menjelaskan, misi utama dari program ini adalah pertukaran budaya antara Indonesia dan Korea.
"Dari program ini, misi utamanya adalah pertukaran budaya, jadi dengan basic saya sebagai pengajar pariwisata, Alhamdulillah tidak banyak menemui kesulitan, hanya saja memang siswa-siswa yang saya ajar memiliki keterbatasan dalam berbahasa inggris, jadi saat mengajar, kami ditemani oleh host teacher yang membantu menterjemahkan materi yang kami sampaikan," jelasnya.
Adapun materi yang ia siapkan selama melaksanakan program ini seperti informasi umum mengenai Indonesia, pengolahan makanan tradisional, pengenalan tarian tradisional, budaya pada saat perayaan HUT RI, serta budaya cara menyapa sesama, serta mengenalkan destinasi wisata yang ada di Indonesia.
"Beberapa materi yang kami siapkan antara lain tentang informasi umum mengenai Indonesia seperti makanan tradisional Indonesia, seperti Nasi Liwet, Talam Ubi, Cente Manis, cara membuat wadah tradisional dari Indonesia, seperti pincuk, takir, dan sebagainya. Selain itu juga, pengenalan tarian tradisional, seperti Jaipong dan Tari Merak, serta permainan tradisional, seperti galah asin dan gatrik, serta games-games 17 Agustusan, dan budaya indonesia lainnya seperti cara menyapa, dan greetings sederhana. Tak lupa kami juga mengenalkan beberapa destinasi unggulan Indonesia. " ungkapnya.
Mira berharap dengan diadakannya program ini, hubungan antara kedua negara terus bisa terjalin dalam hal budaya, pendidikan, ataupun hal lain dalam konteks yang positif.
"Harapan saya, dengan mengikuti program ini, saya dapat berbagi banyak hal dengan guru dan siswa di Korea tentang budaya kita, budaya mereka, sistem pendidikan mereka, sistem pendidikan kita, dan pada akhirnya dapat terjalin sikap saling pengertian dan saling memahami, sehingga dapat menumbuhkan sikap saling menghargai antar negara, sebagai bagian dari masyarakat dunia," harapnya
Redaksi
Pendidikan
05 Sep 2023 15:53